Nama : Nengsobarina
Kelas : 3A
STKIP
GARUT
A.
Tujuan
Untuk mengetahui konsumsi oksigen dan
mengukur kecepatan metabolisme pada serangga ( jangkrik).
B. Landasan teori
Bernapas artinya melakukan proses
pertukaran gas, yaitu mengambil oksigen (O2) dan mengeluarkan Karbondioksisa
(CO2). Oksigen merupakan zat yang sangat penting untuk setiap kehidupan. Berbagai
makhluk hidup sangat memerlukan oksigen bagi kelangsungan hidupnya. Bahkan kepompong
kupu-kupu yang tampak tidak bergerak juga memerlukan oksigen, sehingga apabila
sekelilingnya dilapisi cat, kepompong akan mati. Pertukaran gas O2 dengan CO2
dapat berlangsung melalui proses difusi.
Proses
respirasi pada serangga, sama dengan pada organisme lain, merupakan proses
pengambilan oksigen (O2), untuk diproses dalam mitokondria. Baik serangga
terestrial maupun akuatik membutuhkan O2 dan membuang CO2, namun pada keduanya
terdapat perbedaan jelas: di udara terdapat kurang lebih 20% oksigen, sedang di
air 10%. Oleh karenanya kecepatan difusinya juga berbeda, di air 3x lebih
kecil daripada kecepatan difusi O2 di udara.
Serangga mempunyai alat pernapasan
khusus berupa sistem trakea, yang terbuat dari pipa yang becabang di seluruh
tubuh, merupakan salah satu variasi dari permukaan respirasi internal yang
melipat-lipat dan pipa yang terbesar itulah yang disebut trakea. Bagi seekor
serangga kecil, proses difusi saja dapat membawa cukup O2 dari udara
ke sistem trakea dan membuang cukup CO2 untuk mendukung sistem respirasi
seluler. Serangga yang lebih besar dengan kebutuhan energi yang lebih tinggi
memventilasi sistem trakeanya dengan pergerakan tubuh berirama (ritmik) yang
memampatkan dan mengembungkan pipa udara seperti alat penghembus (Campbell,
2005).
Laju metabolisme adalah jumlah total
energi yang diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002).
Laju metabolisme berkaitan erat dengan respirasi karena respirasi merupakan
proses ekstraksi energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya oksigen
(Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia yang terjadi dalam respirasi
dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 +
6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
(Tobin,
2005).
C. Alat dan Bahan
-
Respirometer
sederhana
-
Neraca
elektrik
-
Kristal
NaOH/KOH
-
2 ekor
Jangkrik (jantan dan betina)
-
Metylen
blue
-
Pipet
tetes
-
Kapas
-
vaselin
D. Cara kerja
1.
Diambil jangkrik jantan dan betina kemudian ditimbang masing-masing
jangkrik sampai mencapai berat yang sama. Yaitu masing-masing 0,71 gr.
2.
Kristal KOH dibungkus dengan kapas kemudian dimasukkan kedalam
respirometer sederhana.
3.
Botol respirometer tersebut ditimbang, kemudian dimasukkan jangkrik dan
ditimbang kembali. Selisih berat dari kedua botol respirometer tersebut sama dengan
berat hewan.
4.
Botol respirometer kemudian ditutup dengan penutup yang memiliki skala
ukurnya, kemudian permukaan penutup tersebut diolesi dengan vaselin agar
penutupnya rapat dan udara tidak dapat masuk.
5.
Diletakkan botol tersebut secara miring di atas meja, sehingga kedudukan
pipet sejajar dengan permukaan meja.
6.
Diteteskan setetes tinta/metylenblue dengan menggunakan pipet tetes
kedalam penutup respirometer yang berskala dan diamati laju tinta tersebut.
7.
Dicatat laju tinta pada skala tersebut selama selang waktu 1menit.
8.
Diulangi kegiatan tersebut sebanyak 3x dan dicatat pula laju tintanya
tiap selang waktu 1 menit dan dicatat hasilnya.
E. Hasil pengamatan
Gambar
Jangkrik jantan
jangkrik betina
Laju tetesan tinta
Menit ke-1 Menit
ke-2
Menit ke-3
Tabel
Pengamatan
Jangkrik
jantan
Waktu (Menit)
|
Jarak
|
Hasil konsumsi O2 (ml)
|
1
|
69 strip
|
0,69
|
2
|
33 strip
|
0,33
|
3
|
6 strip
|
0,06
|
Rata-Rata
|
|
0,36
|
Jangkrik
betina
Waktu (Menit)
|
Jarak
|
Hasil konsumsi O2 (ml)
|
1
|
33 strip
|
0,33
|
2
|
27 strip
|
0,27
|
3
|
16 strip
|
0,16
|
Rata-Rata
|
|
0,25
|
F. Pembahasan
KLASIFIKASI
JANGKRIK
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Class
: Insecta
Ordo
: Orthoptea
Famili
: Gryllidae
Genus
: Liogryllus
Spesies
: Liogryllus Sp.
Dalam percobaan
ini digunakan Kristal KOH yang berfungsi mengikat CO2 yang berada di dalam
tabung respirometer, sehingga pergerakan yang disebabkan dari tinta metylenblue
itu benar-benar karena adanya konsumsi oksigen dari jangkrik yang berada
didalam tabung tersebut. Adapun reaksi yang terjadi antara KOH dengan CO2
adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 → K2CO3 + H2O
Larutan
eosin/metylenblue berfungsi sebagai indikator oksigen yang dihirup oleh
organisme (jangkrik) pada repirometer sederhana. Larutan eosin selama percobaan
selalu bergerak mendekati botol respirometer sederhana karena organisme dalam
percobaan (jangkrik) dalam respirometer dapat menghirup udara O2
melalui pipa sederhana sehingga larutan eosin yang berwarna dapat bergerak.
Alat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan pernapasan adalah respirometer. Respirometer adalah alat yang dapat
digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa hewan kecil seperti
serangga. Prinsip kerja respirometer adalah alat ini bekerja atas suatu prinsip
bahwa dalam pernafasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme ada
karbondioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organiseme yang bernapas itu disimpan
dalam ruang tertutup dan karbondioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam
ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan
penyusutan udara dalam ruang itu dapat di amati pada pipa kapiler berskala.
Seperti hasil yang didapat, jangkrik
berukuran lebih panjang (jantan) lebih banyak mengkonsumsi oksigen dilihat dari
rata-rata konsumsi oksigen sebesar 0,36 per 3 menit. Sedangkan untuk jangkrik
berukuran kecil (betina) mengkonsumsi oksigen sebesar 0,25 per 3 menit. Hal ini
membuktikan bahwa ukuran tubuh serta jenis kelamin mempengaruhi laju pernapasan
pada hewan. Selain itu faktor-faktor yang mempengaruhi sistem respirasi adalah:
berat tubuh, aktivitas tubuh, suhu tubuh, dan usia.
Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi:
1.
Jenis kelamin
Jangkrik
jantan dan jangkrik betina memiliki
kecepatan respirasi yang berbeda.
2. Ketinggian
Ketinggian mempengaruhi pernapasan. Makin tinggi daratan, makin rendah O2,
sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup serangga. Sebagai
akibatnya serangga pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan yang
meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.
3.
Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara
organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara
tidak banyak mempengaruhi laju respirasi karena jumlah oksigen yang dibutuhkan
tumbuhan untuk berespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di
udara.
G. Pertanyaan dan Jawaban
1.
Apa sebabnya dalam botol tersebut disimpan NaOH/KOH kristal, jelaskan!
Jawaban : Karena Kristal NaOH/KOH dapat mengikat CO2 yang terdapat di dalam botol respirometer tersebut,sehingga Kristal NaOH/KOH tersebut berfungsi Untuk mengikat karbondioksida yang dikeluarkan selama pernapasan oleh serangga.
Jawaban : Karena Kristal NaOH/KOH dapat mengikat CO2 yang terdapat di dalam botol respirometer tersebut,sehingga Kristal NaOH/KOH tersebut berfungsi Untuk mengikat karbondioksida yang dikeluarkan selama pernapasan oleh serangga.
2. Apa sebabnya tetesan tinta dalam skala
bergeser mendekati labu erlenmeyer, jelaskan!
Jawaban : Karena jangkrik pada botol melalukan pernapasan sehingga tetesan tinta metylenblue yang terdapat pada ppipa skala ikut bergerak.
Jawaban : Karena jangkrik pada botol melalukan pernapasan sehingga tetesan tinta metylenblue yang terdapat pada ppipa skala ikut bergerak.
H. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa jangkrik
jantan yang memiliki ukuran tubuh lebih besar dan panjang tubuh lebih panjang
memerlukan konsumsi oksigen lebih banyak dibandingkan dengan jangkrik betina
yang lebih kecil dan pendek. hal ini disebabkan jangkrik jantan lebih banyak
mengeluarkan energy karena ukuran tubuhnya yang lebih besar sehingga konsumsi
oksigennya pun lebih banyak dibandingkan dengan jangkrik betina.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,dkk. 2005. Biologi Jilid
3. Jakarta : Erlangga.
Isnaeni, Wiwi. 2006. FisiologiHewan.
Yogyakarta: Kanisius.
http://bioridwan.wordpress.com/2011/03/26/laporan-praktikum-konsumsi-oksigen/.
[Online] (30 Desember 2012)
http://dikapurnayanthi.blogspot.com/2012/04/laporan-pratikum-biologi.html.
[Online] (2 januari 2013).
[Online]
(2 januari 2013).
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق